Akhir-akhir ini cuaca tidak menentu. Kadang dalam hujan datang panas, dalam panas datang hujan. Kadang hujan turun terus-menerus. Cuaca ekstrim hampir merambah seluruh wilayah JABODETABEK.

Bogor yang notabene dikenal sebagai kota hujan, ya wajar saja curah hujan lebih tinggi.

Hujan terus menerus berdampak pada seluruh aktivitas.

Kemaren hujan juga turun, terkadang deras terkadang gerimis. Halaman sekolah jadi becek dan sampai ke teras. Terasnya licin kalau tidak hati-hati bisa-bisa tisoledat(terpeleset).

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Mungkin karena tidak terlihat kehadiran matahari seperti biasanya.

Ketika pergantian jam mengajar, menunggu guru berikut masuk kelas biasanya anak-anak ke luar kelas. Ada beberapa anak-anak yang berperilaku sangat aktif, aktif dalam tanda kutip. Anak ini selalu menjadi primadona di kelas karena merasa sering diperhatikan. Beberapa menit kemudian terjadilah insiden yang tak pernah diinginkan.

Jourdan siswa kelas 8E lari-larian diteras karena terasnya licin akhirnya Jourdan terpeleset, jatuh dan kakinya terluka. Darah segar mengucur dari luka tersebut. Tak sanggup untuk melihatnya, tak terbayangkan rasa sakit yang dideritanya. Beberapa guru langsung turun tangan. Jourdan segera dibawa ke klinik 24 jam supaya cepat mendapat penangan. Sembilan jahitan, uhhh...seram juga. Bisa dibayangkan rasa sakit dijahit, 9 jahitan Lho.

Setelah perawatan, Jourdan diantar ke rumahnya oleh wali kelas dan guru yang lain. Alhamdulillah orang tua Jourdan bisa menerima keadaan dan tidak menyalahkan pihak sekolah. Karena memang anaknya itu memiliki kelebihan, superaktif.

Semoga kejadian ini tidak terulang kembali, Aamiin.

Pamoyanan, 16 Januari 2020