Mardianis

Saya Anies Piliang dari Paninjauan Solok. Merantau ke Bogor. Alhamdulillah, sudah 30 tahun mengadu nasib di Kota Hujan. Saat ini saya bertugas di SMPN 13 Kota B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sabar dalam Berproses (Tantangan Menulis Hari ke 5)TantanganGurusiana

Sabar dalam Berproses (Tantangan Menulis Hari ke 5)TantanganGurusiana

Sabar ringan di lidah berat dilaksanakan. Tetapi harus dilakukan. Karena kesabaran itu tidak ada batasnya kecuali kematian.

Sering didengar di lingkungan sekitar. Seorang ibu marah-marah kepada anaknya, "Habis kesabaran menghadapi kamu, melihat tingkah kamu itu!"

Ketahuilah, kesabaran itu tidak berbatas dan tidak pernah habis.

Insyaallah aku akan belajar sabar karena aku yakin bila bersabar akan membuahkan hasil yang membanggakan.

Kesabaranku boleh dikata tak ada tandingannya (bukan sombong atau memuji diri sendiri). Tidak ada yang pantas disombongkan di mata Allah SWT. Karena yang paling-paling dari segalanya hanyalah Allah semata. Allahlah yang punya hak atas kehidupan semua makhluk di atas bumi dan langit ini. Jadi makhluk tak berhak untuk sombong.

Kesabaranku dalam menanti datangnya si buah hati. Dari hari berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Aku selalu berharap mukjizat itu datang menghampiri. Alhamdulillah pada tahun ke 12 pernikahan kami anugrah itu datang. Allah menjawab segala doa yang dipanjatkan. Apakah ujian kesabaranku selesai? Belum. Allah terus menguji. Anakku lahir dengan sedikit cacat fisik, perlu perawatan khusus. Kami menerimanya dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka. Ini kehendakNya, semua telah diaturNya. Yakinlah pasti ada hikmah di balik semua ini. Kami merawat sang buat hati dengan tulus dan ikhlas, penuh cinta dan kasih sayang. Tidak terasa usianya telah memasuki pra sekolah. Walau disibukkan dengan tugas rutin sebagai abdi negara kami tak ingin kehilangan moment-moment terindah bersama anak semata wayang. Tak ingin melewatkan sedikitpun perkembangannya. Usianya bertambah, badan juga tumbuh dan berkembang serta perilaku dan sikap pun mulai tampak. Karena kekurangan fisiknya, dia tampak kurang percaya diri dan selalu bergantung pada ibu atau belum bisa mandiri. Kami tidak memanjakannya. Walaupun anak kami cuma satu, perlakuan kami tidak terlalu berlebihan, masih dalam batas-batasan tertentu. Mungkin itu menurut kami, entah penglihatan orang lain. Karena ingin tahu dan lebih memahami tentang agama, aku masukkan anakku ke SD IT. Hampir setiap hari merajuk, tidak mau ditinggal (ujian mesabaran), maunya ditunggu sampai pulang. Pernah waktu di TK, ibunya ikut masuk ke kelas, duduk bersama teman dan gurunya. (masa-masa lucu dan menggemaskan). Ketika melanjutkan ke SMP IT, uian kesabaran semakin bertambah. Pernah suatu kali di antar ayah ke sekolah. Tidak lama setelah ayahnya pulang, sang anak nongol di depan ruang kerja ayahnya. Mau marah, dongkol, heemmm (hanya ditanggapi dengan senyum) sabar dalam berproses. Itu kata-kata yang selalu kutanamkan dalam hati. Hal seperti ini terjadi berulang-ulang, hingga kelas 8 sudah mulai sedikit-sedikit menunjukkan perubahan.

Sekarang anakku telah duduk dibangku SMA IT kelas X2 IPA. Awal masuk SMA juga dihiasi dengan air mata. Air mata yang tak pernah kering demi masa depan anak semata wayang. Alhamdulillah, berkat gemblengan para warga sekolah, perubahan ke arah lebih baik semakin terlihat. Program sekolah tidak semata-mata menggenjot anak di bidang akademik. Namun lebih banyak mengarahkan anak kepada etika, moral, dan perilaku yang santun, serta hormat. Program yang menjadi andalan sekolah ini membimbing, mengarahkan agar anak bisa menjadi pemimpin yang islami. Tak henti-hentinya aku bersyukur pada Illahi Rabbi, karenaNyalah semua ini terjadi. Anak ibu semata wayang terimakasih atas perubahan yang telah ananda tunjukkan, Ibu bangga padamu, Nak. Semoga Allah mudahkan segala urusan ananda baik di dunia maupun di akhirat kelak, Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post