Jeritan Hati
Tidak terasa air mata mengalir deras di pipi Ratih pagi itu. Pipi yang bulat, gembil mulai keriput, kerutan ketuaan telah menghiasi, kusam tak tersentuh perawatan. Tampak begitu jelas air mata menyisakan bekas membentuk dua aliran sungai.
Semestinya pagi itu disambut dengan wajah riang, cahaya mata berbinar dan cerah. Seperti cerahnya mentari menyinari bumi. Senyum ikhlas memancarkan aura positif. Sehingga segala sesuatu yang dilakukan serasa ringan dan enjoy.
Lain ceritanya dengan Ratih. Pukul 04.50 Ratih bangun. Seiring berkumandangnya azan subuh dari masjid yang tidak begitu jauh dari rumah Ratih. Ratih melakukan rutinitasnya: mandi, sholat subuh, dan menyiapkan sarapan.
Seperti biasanya, suami Ratih masih bergoler, asyik dengan mimpinya. Terkadang bangkit dari kamar kemudian disambung lagi tidur di kursi. Kepala rumah tangga harusnya menjadi contoh dan teladan bagi istri dan anaknya. Ratih berusaha mengingatkan. Yeach, kewajiban Ratih hanya mengingatkan bukan menyuruh. Sudah tidak terhitung berapa kali hal serupa dilakukan Ratih. Namun tidak digubris.
Hati siapa yang tidak kecewa? Sekian lama menikah tidak terlihat perubahan ke arah yang lebih baik.
Satu hal lagi yang membuat Ratih kesal dan dirundung kecewa berat. Pagi itu, Anak yang harusnya berangkat ke sekolah, susah sekali dibangunkan. Karena tidur terlalu malam. Malam asyik dengan hp kalau dinasihati marah. Padahal Ratih sudah berusaha berbicara dengan lembut. Mengecilkan volume suaranya. Maka pagi hari, anaknya masih mengantuk. Ratih termasuk ibu yang cerewel. Cerewet dalam batas wajar demi kebaikan anak, suami, dan keluarganya.
Ayah dan anak sama saja, Kekecewaan Ratih membuncah. Akhirnya meluap juga tangis Ratih. Sisa air mata masih terlihat jelas.
Ratih berangkat menuju tempat bekerja membawa sejuta cerita lara.
Pamoyanan, 15 April 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap, nies
Terimakasih, uni, semoga sehat selalu, Aamiin
Oh cerita pagi yang sedih semiga anak dan bapak cepat berubah biar Ratih tidak kecewa, sedih ataupun menangis. Salam literasi sukses selalu. Barakallah.
Aamiin Aammiin YRA, semoga saja, terimakasih sudah mamlir
Aamiin Aammiin YRA, semoga saja, terimakasih sudah mampir Bun, sehat terus ya, barakallah
Kren lho buk tulisan nya....salam literasi
Terimakasih, baru belajar, semoga sehat selalu, barakallah